SALAFI : MENGENAL LEBIH DEKAT SYAIKH NASHIRUDDIN AL ALBANY? (3)
Syaikh Albani “Disemprot” Syaikh al-Utsaimin
Sebagaimana telah dimaklumi oleh kaum muslimin, bahwa pada zaman Rasulullah , Sayyidina Abu Bakar dan Umar , azan untuk solat Jumaat hanya dilakukan satu kali yaitu ketika khatib naik ke atas mimbar. Pada masa Sayyidina Usman populasi penduduk semakin meningkat, rumah-rumah baru banyak yang dibangun dan jauh dari masjid. Untuk memudahkan mereka dalam menghadiri solat Jumaat agar tidak terlambat, beliau memerintahkan agar azan dilakukan dua kali. Azan ini disepakati oleh seluruh sahabat yang hadir pada saat itu. Para ulama menamai azan sayyidina Usman ini dengan Sunah yang harus diikuti kerana beliau termasuk khulafaur raysidin.
Tetapi al-Albani dalam kitabnya al-Ajwibah al-Nafi’ah, menilai azan sayyidina Utsman ini sebagai bid’ah yang tidak boleh dilakukan.Tentu saja, pendapat aneh al-Albani yang kontroversial ini mendapatkan serangan tajam dari kalangan ulama termasuk dari sesama Wahhabi. Dengan pandangannya ini, berarti al-Albani menganggap seluruh sahabat dan ulama salaf yang saleh yang telah menyetujui azan sayidina Utsman sebagai ahli bid’ah. Bahkan Ulama Wahhabi yaitu al-’Utsaimin sendiri, sangat marah al-Albani, sehingga dalam salah satu kitabnya menyinggung al-Albani dengan sangat keras dan menilainya tidak memiliki pengetahuan agama sama sekali:
“ ﺛﻢ ﻳﺄﺗﻲ ﺭﺟﻞ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻌﺼﺮ، ﻟﻴﺲ ﻋﻨﺪﻩ ﻣﻦ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺷﻲﺀ، ﻭﻳﻘﻮﻝ : ﺃﺫﺍﻥ ﺍﻟﺠﻤﻌﺔ ﺍﻷﻭﻝ ﺑﺪﻋﺔ، ﻷﻧﻪ ﻟﻴﺲ ﻣﻌﺮﻭﻓﺎً ﻋﻠﻰ ﻋﻬﺪ ﺍﻟﺮﺳﻮﻝ ﺻﻠﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ، ﻭﻳﺠﺐ ﺃﻥ ﻧﻘﺘﺼﺮ ﻋﻠﻰ ﺍﻷﺫﺍﻥ ﺍﻟﺜﺎﻧﻲ ﻓﻘﻂ ! ﻓﻨﻘﻮﻝ ﻟﻪ : ﺇﻥ ﺳﻨﺔ ﻋﺜﻤﺎﻥ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﺳﻨﺔ ﻣﺘﺒﻌﺔ ﺇﺫﺍ ﻟﻢ ﺗﺨﺎﻟﻒ ﺳﻨﺔ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ، ﻭﻟﻢ ﻳﻘﻢ ﺃﺣﺪ ﻣﻦ ﺍﻟﺼﺤﺎﺑﺔ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻫﻢ ﺃﻋﻠﻢ ﻣﻨﻚ ﻭﺃﻏﻴﺮ ﻋﻠﻰ ﺩﻳﻦ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻤﻌﺎﺭﺿﺘﻪ، ﻭﻫﻮ ﻣﻦ ﺍﻟﺨﻠﻔﺎﺀ ﺍﻟﺮﺍﺷﺪﻳﻦ ﺍﻟﻤﻬﺪﻳﻴﻦ، ﺍﻟﺬﻳﻦ ﺃﻣﺮ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺑﺎﺗﺒﺎﻋﻬﻢ .”
“ada seorang laki-laki dewasa ini yang
tidak memiliki pengetahuan agama sama sekali mengatakan, bahwa azan Jumaat yang pertama adalah bid’ah, kerana tidak dikenal pada masa Rasul , dan kita harus membatasi pada azan kedua saja! Kita katakan pada laki-laki tersebut: sesungguhnya sunahnya Utsman R.A adalah sunah yang harus diikuti apabila tidak menyalahi sunah Rasul SAW dan tidak di tentang oleh seorangpun dari kalangan sahabat yang lebih mengetahui dan lebih ghirah terhadap agama Allah dari pada kamu (al-Albani). Beliau (Utsman R.A) termasuk Khulafaur Rasyidin yang memperoleh pentunjuk, dan diperintahkan oleh Rasullah SAW untuk diikuti”. Lihat: al-‘Utsaimin, Syarh al-’Aqidah al- Wasîthiyyah (Riyadl: Dar al-Tsurayya, 2003) hal 638.
Pernyataan al-‘Utsamin yang menilai al-Albani, “tidak memiliki pengetahuan agama sama sekali”, menunjukkan bahwa al-Albani adalah bukanlah seorang yang ahli hadis bahkan bukan dari golongan ulama yang alim. Golongan Wahabi sendiri menetapkan hal itu
http://www.sarkub.com/2012/bidahkan-dua-kali-adzan-jumat-albani-pun-disemprot-al-utsaimin/
Komentar
Posting Komentar