Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Indahnya Jilbab

Batas aurat wanita adalah segenap tubuhnya selain muka dan telapak tangan, demikian pendapat kebanyakan ulama. Dalil-dalil yang dikemukakan para ulama mengenai aurat wanita adalah;”Wahai Nabi, ”Katakanlah kepada isteri-isterimu dan putra-putrimu, serta para isteri orang mukmin, agar memakai jilbab. Karena dengan cara demikian mereka akan mudah dikenal dan tidak akan mudah diganggu orang. Dan adalah Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang”[Al Ahzab 33;59].Seluruh tubuh wanita itu merupakan aurat yang wajib bagi mereka menutupinya, kecuali muka dan kedua telapak tangan, firman Allah dalam surat An Nur 24;31;"Katakanlah kepada wanita yang beriman:"Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya..."Pakaian atau busana merupakan alat penting untuk menjaga kesucian dan menunjukkan identitas apalagi dalam ajaran islam ada batasan tertentu tentang aurat yang boleh tampak dan dilarang

KFC

Hai Para Istri!! Temanilah suamimu jika pergi ke KFC... karena pelayan wanita disana sering menggoda. selalu tanya: - mau PAHA atau DADA - mau DISINI AJA atau BAWA PULANG ehh... masih ditanya: - mau ORIGINAL atau HOT & SPICY udah itu sekarang nambah nanya "mau beli CDnya ga" jadi hati2 ya.. :D:D:D

Khadijah 1

Bermimpi Matahari Turun Ke Rumahnya.Dia adalah Khadijah r.a, seorang wanita janda, bangsawan, hartawan, cantik dan budiman. Ia disegani oleh masyarakat Quraisy khususnya, dan bangsa Arab pada umumnya. Sebagai seorang pengusaha, ia banyak memberikan bantuan dan modal kepada pedagang-pedagang atau melantik orang-orang untuk mewakili urusan-urusan perniagaannya ke luar negeri.Banyak pemuka Quraisy yang ingin menikahinya dan sanggup membayar mas kawin berapa pun yang dikehendakinya, namun selalu ditolaknya dengan halus kerana tak ada yang berkenan di hatinya. Pada suatu malam ia bermimpi melihat matahari turun dari langit,masuk ke dalam rumahnya serta memancarkan sinarnya ke semua tempat sehingga tiada sebuah rumah di kota Makkah yang luput dari sinarnya. Mimpiitu diceritakan kepada anak bapak saudaranya yang bernama Waraqah bin Naufal. Dia seorang lelaki yang berumur lanjut, ahli dalam mentakbirkan mimpi dan ahli tentang sejarah bangsa-bangsa purba. Waraqah juga mempunyai pengetahuan luas

Khadijah 9

Kisah Pernikahan Rasulullah SAW dengan Siti Khadijah (9-tamat) Dijamin Masuk Syurga. Khadijah RA. mendampingi Muhammad SAW. selama duapuluh enam tahun, yakni enam belas tahun sebelum dilantik menjadi Nabi, dan sepuluh tahun sesudah masa kenabian. Ia isteri tunggal, tak ada duanya, bercerai karena kematian. Tahun wafatnya disebut "Tahun Kesedihan" ('Aamul Huzni). Khadijah RA. adalah orang pertama kali yang beriman kepada Rasulullah SAW. ketika wahyu pertama turun dari langit. Tidak ada yang mendahuluinya. Ketika Rasulullah SAW menceritakan pengalamannya pada peristiwa turunnya wahyu pertama yang dihantarkan Jibril 'alaihissalam, dimana beliau merasa ketakutan dan menggigil menyaksikan bentuk Jibril AS. dalam rupa aslinya, maka Khadijahlah yang pertama dapat mengerti makna peristiwa itu dan menghiburnya, sambil berkata:"Bergembiralah dan tenteramkanlah hatimu. Demi Allah SWT yang menguasai diri Khadijah RA., engkau ini benar-benar akan menjadi Nabi Pesuruh Allah

Khadijah 8

Kisah Pernikahan Rasulullah SAW dengan Siti Khadijah (8) Pernikahan Muhammad dengan Khadijah Khadijah RA. diminta pendapat. Dengan jujur ia berkata kepada Waraqah:"Hai anak pamanku, betapa aku akan menolak Muhammad SAW padahal ia sangat amanah, memiliki keperibadian yang luhur, kemuliaan dan keturunan bangsawan, lagi pula pertalian kekeluargaannya luas". "Benar katamu, Khadijah, hanya saja ia tak berharta", ujar Waraqah. "Kalau ia tak berharta, maka aku cukup berharta. Aku tak memerlukan harta lelaki. Ku wakilkan kepadamu untuk menikahkan aku dengannya," demikian Khadijah RA. menyerahkan urusannya. Waraqah bin Naufal kembali mendatangi Abu Thalib memberitakan bahwa dari pihak keluarga perempuan sudah bulat mufakat dan merestui bakal pernikahan kedua mempelai. Lamaran diterima dengan persetujuan mas kawin lima ratus dirham. Abu Bakar RA, yang kelak mendapat sebutan "Ash-Shiddiq" sahabat akrab Muhammad SAW. sejak dari masa kecil, memberikan su

Khadijah 7

Kisah Pernikahan Rasulullah SAW dengan Siti Khadijah (7) Janda Cantik Bermata Jeli. Sebelum dijemput oleh pamannya, maka terlebih dahulu ia pun telah menerima seorang perempuan bernama Nafisah, utusan Khadijah RA. yang datang untuk menjalin hubungan kekeluargaan. Utusan pribadi Khadijah itu bertanya:"Muhammad, kenapa engkau masih belum berfikir mencari isteri?" Muhammad SAW menjawab:"Hasrat ada, tetapi kesanggupan belum ada." "Bagaimana kalau seandainya ada yang hendak menyediakan nafkah? Lalu engkau mendapat seorang isteri yang baik, cantik, berharta, berbangsa dan sekufu pula denganmu, apakah engkau akan menolaknya?" "Siapakah dia?" tanya Muhammad SAW. "Khadijah!" Nafisah berterus terang. "Asalkan engkau bersedia, sempurnalah segalanya. Urusannya serahkan kepadaku!"Usaha Nafisah berjaya. Ia meninggalkan putera utama Bani Hasyim dan langsung menemui Khadijah RA., menceritakan kesediaan Muhammad SAW. Setelah Muhammad S

Khadijah 6

Kisah Pernikahan Rasulullah SAW dengan Siti Khadijah (6) Khadijah Menawarkan Diri Muhammad Al-Amiin muncul di rumah Khadijah. Wanita usahawan itu berkata:"Hai Al-Amiin, katakanlah apa keperluanmu!" Suaranya ramah, bernada dermawan. Dengan sikap merendahkan diri tapi menjaga marwahnya, Muhammad SAW berbicara lurus, terus terang, meskipun agak malu-malu tetapi pasti. katanya:"Kami sekeluarga memerlukan nafkah dari bagianku dalam rombongan niaga. Keluarga kami amat memerlukannya untuk mencarikan jodoh bagi anak saudaranya yang yatim piatu". Kepalanya tertunduk, dan wanita hartawan itu memandangnya dengan penuh ketakjuban. "Oh, itukah....! Muhammad, upah itu sedikit, tidak menghasilkan apa- apa bagimu untuk menutupi keperluan yang engkau maksudkan,"kata Khadijah RA. "Tetapi biarlah, nanti saya sendiri yang mencarikan calon isteri bagimu". Ia berhenti sejenak, meneliti. Kemudian meneruskan dengan tekanan suara memikat dan mengandungi isyarat:"

Khadijah 5

Kisah Pernikahan Rasulullah SAW dengan Siti Khadijah (5) Nabi Muhammad Pulang Ke Makkah. Biasanya dalam perjalanan pulang, kira-kira jarak tujuh hari lagi mendekati Makkah, Maisarah mengirim seorang utusan kepada Khadijah RA., memberitahukan bakal kedatangan kafilah serta perkara- perkara lain yang menyangkut perjalanan. Maisarah menawarkan kepada Muhammad SAW:"Apakah engkau bersedia diutus membawa berita ke Makkah?" Muhammad SAW berkata: "Ya, saya bersedia apabila ditugaskan". Pemimpin rombongan mempersiapkan unta yang cepat untuk dinaiki oleh utusan yang akan berangkat terlebih dahulu ke kota Makkah. Ia pun menulis sepucuk surat memberikan kepada majikannya bahwa perniagaan kafilah yang disertai Muhammad SAW mendapat hasil laba yang sangat memuaskan, dan menceritakan pula tentang pengalaman- pengalaman aneh yang berkaitan dengan diri Muhammad SAW. Tatkala Muhammad SAW menuntun untanya dan sudah hilang dari pandangan mata, maka Allah SWT menyampaikan wahyu ke

Khadijah 4

Kisah Pernikahan Rasulullah SAW dengan Siti Khadijah (4) Paderi-paderi Yahudi Gemetar Ketakutan Pasar dibuka beberapa hari lamanya. Semua jualan laris dengan keuntungan berlipat ganda, seperti pengalaman yang sudah-sudah.Kebetulan pada saat itu bertepatan dengan hari Yahudi, yang dimeriahkan dengan upacara besar-besaran. Muhammad SAW, Abu Bakar dan Maisarah keluar menonton keramaian itu. Tatkala Muhammad SAW memasuki tempat upacara untuk menyaksikan cara mereka beribadat, maka tiba-tiba berjatuhanlah semua lilin-lilin menyala yang bergantungan pada tali di sekitar ruangan, yang menyebabkan paderi-paderi Yahudi gemetar ketakutan. Seorang di antara mereka bertanya:"Alamat apakah ini?" Semuanya heran, cemas dan ketakutan."Ini berarti ada orang asing yang hadir di sini," jawab petugas upacara."Kita baca dalam Taurat bahwa alamat ini akan muncul bilamana seorang lelaki bernama Muhammad SAW, Nabi akhir zaman, mendatangi hari raya agama Yahudi." "Mungkinl

Khadijah 3

Kisah Pernikahan Rasulullah SAW dengan Siti Khadijah (3) Kesaksian Seorang Rahib (Pendeta) Tatkala kafilah niaga itu siap akan berangkat, berkatalah Maisarah, kepala rombongan: "Hai Muhammad, pakailah baju bulu itu, dan peganglah bendera kafilah. Engkau berjalan di depan, menuju ke negeri Syam!"Muhammad SAW melaksanakan perintah. Setelah iring- iringan keluar dari halaman memasuki jalan raya, tanpa sedar Muhammad SAW menangis kembali, tiada yang melihatnya kecuali Allah dan para malaikat-Nya.Dari mulutnya terucap suara kecil: "Aduh hai nasib! Mana gerangan ayahku Abdullah, mana gerangan ibuku Aminah. Kiranyalah mereka menyaksikan nasib anakandanya yang miskin yatim piatu ini, yang justeru lantaran ketiadaannyalah sehingga terbawa jadi buruh upahan ke negeri jauh. Aku tidak tahu apakah aku masih akan kembali lagi ke negeri ini, tanah tumpah darahku. "Jeritan batin itu membuat para malaikat langit bersedih. Mereka memintakan rahmat baginya.Maisarah memperlakukan Muha

Khadijah 2

Nabi Muhammad Berniaga Muhammad, calon suami wanita hartawan itu, adalah seorang yatim piatu yang miskin sejak kecilnya,dipelihara oleh pamannya, Abu Thalib, yang hidupnya pun serba kekurangan. Meskipun demikian, pamannya itu amat sayang kepadanya, menganggapnya seperti anak kandung sendiri, mendidik dan mengasuhnya sebaik-baiknya dengan adab, tingkah laku dan budi pekerti yang terpuji. Pada suatu ketika, Abu Thalib berbincang-bincang dengan saudara perempuannya bernama 'Atiqah mengenai diri Muhammad. Beliau berkata: "Muhammad sudah menjadi pemuda dua puluh empat tahun. Semestinyalah sudah kahwin.Tapi kita tak mampu mengadakan perbelanjaan, dan tidak tahu apa yang harus diperbuat." Setelah memikirkan segala ikhtiar, 'Atiqah pun berkata: "Saudaraku, saya mendengar berita bahwa Khadijah akan memberangkatkan kafilah niaga ke negeri Syam dalam waktu dekat ini. Siapa yang berhubungan dengannya biasanya rezekinya bagus, diberkati Allah SWT. Bagaimana kalau kita peke

Hikmah Si Bahlul

Saya teringat kisah jenaka penuh hikmah dari seorang bernama Bahlul. Dalam bahasa Arab, kata bahlul artinya bodoh, goblok atau dungu. Bagaimana mungkin seorang manusia mengambil kata dungu sebagai kata panggilannya?. Pertanyaan itulah yang menggelitik hati sang raja. Dengan penuh rasa ingin tahu, sang raja memanggil Bahlul untuk ditanyai. "Mengapa namamu Bahlul?" "Memang saya Bahlul, baginda," jawab Bahlul. "Apakah tidak ada orang lain yang lebih layak menyandang nama itu?!" Tanya raja lagi. "Setahu hamba, tak ada yang layak lagi kecuali saya, baginda," tegas Bahlul. Terkesan dengan jawaban yang diberikan, sang raja memberikan hadiah. Sebuah tongkat dan sebuah pesan kepada Bahlul, "Jika suatu saat nanti, kau bertemu dengan orang yang lebih dungu darimu, maka kau wajib menyerahkan tongkat ini kepadanya," titah sang raja. Bahlul mengangguk. ********* Lama berpisah dengan sang raja, tiba2 Bahlul mendengar kabar bahwa baginda sakit

Asyura

Keutamaan Hari Asyuro' (10 Muharrom) AMALAN PADA MALAM ASYURO' Sholat 2 roka'at, bacaan tiap roka'at setelah Fatihah Al-Ikhas 3x. Niatnya: "Aku niat sholat malam Asyuro' 2 raka'at sunnah karena Allah Ta'ala." Setelah sholat membaca Tasbih 70x, Sholawat 70x. Fadilahnya: > Akan diberi kenikmatan ketika matinya. > Kehidupannya menjadi berkah. 12 AMALAN PADA SIANG HARINYA 1. Puasa Fadilahnya: Diberi pahala 10rb ibadah Malaikat, 10rb pahala orang yg mati syahid, 10rb pahala ibadah haji dan umroh, dihapus dosa setahun yg telah lampau, diberi pahala puasa setahun, dan dihapus dosa 60th. 2. Sholat 4 roka'at 1x salam. Bacaan tiap roka'at Al-Ikhlas 50x. Sholatnya bisa digabungkan dgn sholat dhuha. Niatnya: "Aku niat sholat dhuha dan hari Asyuro' 4 roka'at sunnah karena Allah Ta'ala." Fadilahnya: Dihapus dosa 50th yg telah lampau, 50th yg kemudian dan dibangun di alam arwah 1000 istana terbuat dari cahaya.

DOA AKHIR DAN AWWAL TAHUN

Gambar
DOA AKHIR TAHUN DI BACA 3 kali SEBELUM MAGHRIB. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيم وَصلّى اللّٰهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وسَلَّمَ اَللَّهُمَّ مَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ فِي السَّنَةِ الْمَاضِيَةِ وَلَمْ تَرْضَهُ وَ نَسِيْتُهُ وَلَمْ تَنْسَهُ. وَحَلُمْتَ عَنِّي مَعَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوبَتِي. وَدَعَوْتَنِي إِلَى التَّوْبَةِ بَعْدَ جَرَأَتِي عَلَيْكَ. اَللَّهُمَّ إنِّي أَسْتَغْفِرُكَ مِنْهُ َفاغْفِرْ لِي. اَللَّهُمَّ وَمَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ تَرْضَاهُ. وَوَعَدْتَنِي عَلَيْهِ الثَّوَابَ وَالغُفْرَانَ فَتَقَبَّلْهُ مِنىِّ وَلَا تَقْطَعْ رَجَائِي مِنْكَ. يَاكَرِيمُ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ، وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسلَّمَ. يقرأ ثلاثا؛ فإن الشيطان يقول: تعبنا معه طول السنة، و أفسد فعلنا فى ساعة و احدة. (Di baca 3kali; maka syaiton berkata: selama setahun kami telah susah payah {menggodanya} dia telah merusak usaha kami hanya dgn waktu sesaat). DOA AWAL TAHUN DI BACA 3 kali SETELAH SHOLAT MAGHRIB. ب

RENUNGAN UNTUK SUAMI DAN WANITA

Renungan Untuk Para Suami dan Wanita 1. Suami yang membiarkan istrinya terbuka auratnya | sepertinya yang tidak pedulir dan sayang pada istrinya 2. Mobil bagus aja punya garasi dan ditutup terpal pula | masa' aurat istrinya dilihat semua lelaki dia malah tega 3. Hp nya dipasang anti-peek supaya nggak diintip manusia | aurat istrinya dinikmati berpasang mata tak mengapa 4. Kewajiban suami adalah membimbing dan menasihati | membesarkan hati istri agar mau menaati Allah dan suami 5. Karenanya suami pun harus beri teladan ketaatan pada istri | agar istri bersemangat menaati Allah bersama-sama suami 6. Lebih heran lagi ada suami malah melarang istrinya menutup aurat | sudahlah tidak menyayangi istrinya juga melawan Allah? 7. Menjadi suami itu berarti mengambil tanggungan ayahnya | untuk mengawal istri jauh dari neraka dan membimbingnya kesurga 8. Dan awal juga tandanya adalah hijab yang jadi pakaiannya | kehormatan diri dan pembatas dirinya dari maksiat dan dimaksiati 9. Bagai

QISHAH : BADZAN, ABANAUAH DAN JADD JAMIRAH

Badzan adalah wakil Kisra Persia yang membawahi wilayah Yaman. Setelah Kisra Persia merobek-robek surat Nabi SAW, dan utusan beliau, sahabat Syuja bin Wahb al Asadi meninggalkan istana Kisra, Kisra memerintahkan Badzan untuk mengirimkan surat dengan dua utusan untuk menemui Nabi SAW. Isi surat itu antara lain memerintahkan beliau untuk menghadap Kisra Persia dengan segera. Dua orang itu adalah Abanauah, seorang menteri urusan khusus kerajaan Romawi, dan seorang lelaki dari al Furs yang dikenal dengan nama Jadd Jamirah. Mereka berdua sempat singgah di Thaif, dan mencari informasi dari orang-orang Quraisy yang sedang berdagang di sana. Orang Quraisy ini sempat gembira karena Kisra Persia menunjukkan sikap bermusuhan dengan Nabi SAW, yang artinya berada di pihak yang sama dengan mereka. Kedua utusan Badzan ini meneruskan perjalanan ke Madinah. Sesampainya di Madinah dan menghadap Nabi SAW, Abanauah menyampaikan surat dari Badzan, dan berkata, "Sesungguhnya Kisra telah menulis surat k

QISHAH : SAYYIDINA AYYASH BIN ABI RABIAH RA.

Ayyasy bin Abi Rabiah masih kerabat Nabi SAW dan memeluk Islam pada masa-masa awal. Ketika akan hijrah ke Madinah, ia berencana berangkat bertiga dengan Umar bin Khaththab dan Hisyam bin Ash, dan bertemu di lembah Tanadhib, 6 mil dari Makkah. Tetapi Hisyam dihalangi dan disiksa oleh kaum kafir Quraisy, sehingga mereka hanya berangkat berdua. Setelah beberapa saat tiba di Quba, Abu Jahal bin Hisyam dan Harits bin Hisyam, yang masih saudara sepupunya datang membawa berita bahwa ibunya bersumpah tidak akan menyisir rambutnya bertemu dengannya, tidak akan berteduh dari panas matahari hingga melihat wajahnya. Mendengar hal itu, Ayyasy menjadi kasihan dengan ibunya, iapun bermaksud kembali ke Makkah. Tetapi Umar mengingatkannya, bahwa itu hanyalah tipu muslihat orang kafir agar ia meninggalkan agama Islam. Karena cintanya kepada sang ibu, Ayyasy berkata, "Aku akan kembali dan melaksanakan sumpah ibuku itu, sekaligus aku akan mengambil hartaku yang kutinggalkan di Makkah." Sekali la

QISHAH : SAYYIDINA AUF BIN ABU HAYYAH AL AHMASY RA.

Auf bin Abu Hayyah al Ahmasi, atau nama kunyahnya Abu Syubail, mengikuti suatu pasukan yang dipimpin oleh Nu'man bin Muqarrin, pasukan yang dikirim oleh Khalifah Umar untuk mendukung/memperkuat pasukan muslim pimpinan Mughirah bin Syu’bah, yang sedang berperang melawan tentara Persia di Ashbahan. Dalam pertempuran tersebut, Auf berpuasa sebagaimana kalau ia berpuasa pada saat di rumah, yakni ia menjaga amalan istiqomah puasanya walau sedang bertempur. Ketika pertempuran usai dan kemenangan diperoleh pasukan muslim, ia ditemukan dalam keadaan luka parah dan hampir sekarat. Seseorang membawakan air untuk diminum, tetapi ia menolak dan mempertahankan puasanya hingga waktu berbuka. Tetapi sebelum waktu berbuka tiba, ia telah meninggal. Ketika utusan Nu'man menghadap Umar untuk melaporkan pertempuran tersebut, ia menyebutkan nama-nama yang telah gugur dalam syahid dan juga adanya orang-orang yang tidak dikenalinya. Umarpun menyahut, "Tetapi Allah mengenali mereka!" Mereka

QISHAH : SAYYIDATINA ASMA BINTI YAZID RA.

Asma binti Yazid seorang sahabiyah Anshar dari Suku Aus, kabilah Bani Abdul Asyhal. Ia masih keponakan Muadz bin Jabal, putri dari saudara sepupunya, Yazid bin Sakan. Ketika berba’iat memeluk Islam, ia mengenakan dua gelang emas yang cukup besar. Nabi SAW bersabda kepadanya, “Wahai Asma, lemparkanlah kedua gelang itu! Tidakkah engkau takut jika Allah akan memakaikan dua gelang api neraka di tanganmu?” Asma segera melepaskan keduanya, dan diserahkan kepada Nabi SAW untuk digunakan di jalan Allah. Asma binti Yazid al Anshari RA pernah menghadap Nabi SAW untuk membawa keluhan kaum muslimah berkaitan dengan amaliah mereka. Mereka berpendapat bahwa kesibukan mereka mengurus anak dan suami serta tugas-tugas rumah tangga lainnya, nilai pahalanya begitu kecil dibanding dengan amalan kaum lelaki seperti shalat berjamaah, shalat Jum'at, mengantar jenazah dan lain-lain, terutama dibandingkan dengan jihad fi sabilillah, berjuang menegakkan dan membela agama Allah. Nabi SAW mendengarkan dengan

QISHAH : SAYYIDATINA ASMA BINTI UMAIS RA.

Asma binti Umais termasuk sahabiah yang pernah hijrah ke Habasyah sebelum hijrah ke Madinah. Suatu ketika ia mengunjungi Ummul Mukminin Hafshah RA, yang pernah sama-sama berhijrah ke Habasyah. Umar bin Khaththab yang saat itu ada di sana menanyakan siapa wanita tersebut, Hafshah menjawab, “Dia adalah Asma binti Umais!!” "Apakah yang berhijrah ke Habasyah dan berlayar di lautan itu?" Tanya Umar. Asma mengiyakan. Umar berkata lagi, "Kami telah mendahului kalian dalam berhijrah (ke Madinah), sehingga kami lebih berhak kepada Rasulullah daripada kalian." Mendengar ucapan Umar yang bernada kebanggaan tersebut, Asma tidak terima, ia berkata, "Tidak benar seperti itu, demi Allah, kalian bersama Nabi SAW, sehingga beliau selalu memberi makan kepada kalian yang lapar, memberi nasehat kepada kalian yang bodoh. Sementara kami berada di negeri yang jauh dari orang-orang Islam lainnya dan membencinya, semata-mata karena Allah dan RasulNya." Asmapun bersumpah, "Dem

QISHAH : SAYYIDATINA ASMA BINTI ABU BAKAR RA.

Asma binti Abu Bakar, adalah putri Abu Bakar dari istrinya, Qutailah binti Abdul Uzza al Amiriyyah yang telah diceraikan semasa jahiliah. Ia lebih tua sepuluh tahun dari adiknya Aisyah RA, salah satu dari Ummahatul Mukminin. Ketika Abu Bakar dan Rasulullah SAW berangkat hijrah ke Madinah, mereka berdua bersembunyi di Gua Tsur selama tiga hari. Kaum Quraisy yang kehilangan jejak mereka berdua mendatangi rumah Abu Bakar, begitu pintu dibuka oleh Asma binti Abu Bakar, Abu Jahal berkata, "Dimana ayahmu??" "Demi Allah, aku tidak tahu dimana ayahku berada…!!" Kata Asma. Abu Jahal sangat marah dengan jawaban singkat ini, ia mengangkat tangannya dan menampar dengan keras pipi Asma sehingga anting-antingnya terlepas. Setelah itu mereka berlalu dan memerintahkan untuk memblokade semua jalan keluar dari Makkah. Tidak lama kemudian, kakeknya Abu Quhafah, ayah dari Abu Bakar, mendatangi cucunya tersebut karena ia mendengar kalau Abu Bakar telah meninggalkan Kota Makkah. Ia khawa

QISHAH : SAYYIDINA ASHIM BIN TSABIT AL ANSHARY RA.

Dalam perang Uhud, Ashim bin Tsabit telah membunuh dua lelaki putra dari pemuka Quraisy, Sulafah binti Sa'd bin Syuhaid. Karena itulah Sulafah sangat mendendam terhadap Ashim, dan ia bersumpah akan minum darah Ashim dari tempurung kepalanya. Ia menjanjikan seratus ekor unta kepada siapa saja yang bisa membawakan kepala Ashim kepadanya. Seseorang bernama Sufyan bin Khalid bersiasat untuk memperoleh hadiah tersebut. Ia menyuruh beberapa orang keturunan Adhal dan Qarah ke Madinah dan berpura-pura telah masuk Islam. Mereka meminta Nabi SAW mengirimkan beberapa orang sahabat untuk mengajarkan Islam ke kampung mereka, salah satu yang diminta adalah Ashim. Nabi SAW memenuhi permintaan mereka dengan mengirimkan sepuluh orang sahabat dengan pimpinan Ashim bin Tsabit. Dalam riwayat lain disebutkan, enam orang sahabat dengan pimpinan Martsad bin Abu Martsad al Ghanawy, Ashim bin Tsabit adalah salah satunya. Para sahabat ini berangkat ke perkampungan Adhal dan Qarah mengikuti para utusan gadu

QISHAH : SAYYIDINA ANAS BIN NADHAR RA.

Anas bin Nadhar adalah seorang sahabat Anshar, paman dari Anas bin Malik, sahabat Nabi SAW yang banyak meriwayatkan hadits. Ia tertinggal (tidak ikut serta) pada perang Badar, karena pada awalnya pasukan yang dibawa Nabi SAW hanya bermaksud mencegat kafilah dagang Quraisy. Anas sangat menyesal dengan ketertinggalannya tersebut, sehingga ia berkata kepada Nabi SAW, "Wahai Rasulullah, saya tidak ikut dalam permulaan perang melawan orang-orang musyrik. Sungguh, kalau Allah mengikutkan saya memerangi orang-orang musyrik, niscaya Allah akan mengetahui apa yang saya perbuat." Dalam perang Uhud, ketika terjadi peristiwa genting, dimana kaum muslimin berbalik mengalami kekalahan, Anas bin Nadhar melewati beberapa orang sahabat yang kehilangan semangat karena mendengar kalau Rasulullah SAW telah wafat terbunuh. Mereka meletakkan senjatanya di tanah dengan wajah kelu penuh kesedihan. Melihat hal itu, Anas berkata, "Wahai kalian… Jika Nabi SAW memang telah wafat terbunuh, maka Alla

QISHAH : SAYYIDINA ANAS BIN ABU MARTSAD AL GHANAWY RA.

Ketika pasukan beristirahat menjelang perang Hunain, Nabi SAW bersabda, "Siapakah di antara kalian yang bersedia meronda pada malam ini?" "Saya ya Rasulullah," Kata Anas bin Abu Martsad al Ghanawi. Nabi SAW menyuruhnya naik ke kudanya dan mendekat, dan beliau bersabda, "Pergilah engkau ke bukit itu sampai ke puncaknya, jangan sampai karena kelalaianmu kita diserang musuh!" Anas pergi memenuhi perintah Nabi SAW. Ia naik ke puncak bukit untuk mengamati keadaan, tetapi keadaan aman, tidak terlihat adanya pergerakan musuh. Semalaman ia berjaga di tempat itu sambil mengerjakan shalat. Pagi harinya ia kembali berkeliling dan menaiki puncak bukit untuk mengamati keadaan, tetapi ternyata belum ada gerakan musuh, dan ia kembali untuk menemui Nabi SAW. Sementara di perkemahan, pagi subuh itu Nabi SAW menanyakan tentang kedatangan Anas sampai dua kali. Tetapi para sahabat menyatakan belum. Setelah salam dari shalat subuh, tiba-tiba Nabi SAW bersabda, "Bergembira

QISHAH : ANAK PEREMPUAN HITAM

Anak perempuan hitam ini adalah budak dari seorang Arab yang telah dimerdekakan oleh tuannya, tetapi tetap tinggal bersama dan bekerja kepada mereka. Suatu ketika anak tuannya keluar dengan memakai selendang kulit warna merah, tetapi selendang merah tersebut hilang entah kemana. Mereka pun mencari-cari, ketika tidak ditemukan mereka menuduh anak perempuan hitam itu yang mencurinya. Anak perempuan hitam ini diperiksa dengan teliti, bahkan sampai kemaluannya diperiksa, tetapi tidak diketemukan karena ia memang tidak mencurinya. Ketika sedang sibuk memeriksa tersebut, tiba-tiba lewatlah seekor burung elang dan menjatuhkan selendang merah tersebut di hadapan mereka. Mungkin anak tuannya itu menjatuhkan selendang tersebut tanpa sengaja, dan burung elang mengambilnya karena disangka sebagai daging yang segar. Seketika anak perempuan hitam itu berkata, "Inilah yang anda semua tuduhkan kepadaku sedangkan aku tidak bersalah apa-apa, inilah dia, inilah dia…" Ia merasa ada keajaiban dal

QISHAH : SAYYIDINA AMRU BIN MURRAH RA.

Amru bin Murrah RA berasal dari Bani Rifaah dari kabilah Bani Juhainah. Pada masa jahiliah, ketika sedang berhaji di Makkah bersama jamaah dari bani Juhainah, ia bermimpi melihat cahaya keluar dari Ka'bah. Cahaya ini menerangi gunung-gunung di Yastrib dan Asharu Juhainah, dan dari cahaya itu keluar suara, "Kegelapan telah sirna digantikan cahaya terang benderang, penutup para Nabi telah diutus." Kemudian ia melihat lagi cahaya keluar dari Ka'bah, kali ini tampak istana-istana di Hiirah (Yaman), dan putihnya istana-istana di Madain (Persia/Iran). Dari cahaya itu juga keluar suara, "Islam telah menang, berhala-berhala telah dihancurkan dan silaturahmi telah dijalin." Setelah itu Amru terbangun dari mimpinya dengan ketakutan, ia merasa akan terjadi sesuatu dengan kaum Quraisy, yang membuat goncang istana-istana di Yaman dan Persia. Ketika kembali ke perkampungan bani Juhainah, ia mendengar berita tentang seorang lelaki yang mengaku sebagai Nabi. Ia segera mela

QISHAH : SAYYIDINA AMR BIN UMAYYAH ADH DHAMRY RA.

Amr bin Umayyah adh Dhamri termasuk dalam rombongan tujuhpuluh sahabat Huffadz Qur'an yang ditugaskan Nabi SAW untuk mengajarkan Islam pada Bani Amir di Najd. Ketika perkemahan mereka di Bi'r Ma'unah diserang oleh kelompok yang dipimpin Amir bin Thufail, ia diserahi tugas menggembala unta-unta bersama Mundzir bin Uqbah bin Amr, sehingga keduanya lolos dari pembantaian. Mereka melihat burung pemakan bangkai terbang di atas perkemahan teman-temannya, sesuatu yang buruk pasti tengah terjadi, karena itu mereka bergegas kembali. Tetapi dari kejauhan tampak para sahabat tersebut bergelimpangan bersimbah darah, dikelilingi para pembunuh yang senjatanya masih meneteskan darah. Amr berkata kepada Mundzir, "Marilah kita kembali ke Madinah, dan memberitahukan kejadian ini kepada Nabi SAW!" Tetapi Mundzir menolak usulannya tersebut, menurutnya, kejadian ini pasti akan sampai kepada Nabi SAW, cepat atau lambat, lebih baik kalau mereka menyerang para pembunuh itu hingga syahid

QISHAH : SAYYIDINA AMR BIN TSABIT AL WAQSY

Amr bin Tsabit al Waqsy adalah salah seorang ahli jannah yang belum pernah sekalipun menjalankan shalat. Ia dikenal sebagai al Ushairim bani Abdul Asyhal, karena itu kisahnya lebih dikenal sebagai kisah al Ushairim. Ia tidak mau memeluk Islam karena takut kepada kaumnya. Tetapi, ketika Nabi SAW dan para sahabat tengah berperang di Uhud, tiba-tiba saja menguat niatnya untuk memeluk Islam. Segera ia mengucap syahadat, kemudian mengambil pedang dan tunggangannya. Pagi-pagi sekali ia melesat ke Uhud, sesampainya di sana, ia langsung menerjunkan diri dalam pertempuran. Ketika perang usai, beberapa lelaki dari bani Abdul Asyhal mencari korban dari kaumnya, dan mereka kaget menemukan Ushairim yang telah sekarat. Mereka berkata, "Demi Allah, dia adalah Ushairim. Apakah yang menyebabkan ia kemari? Kami telah meninggalkannya karena ia tidak mau memeluk Islam!" Merekapun menanyakan hal tersebut kepada Ushairim. Dengan tertatih dan nafas yang terputus-putus ia menjawab, "Aku kemari

QISHAH : SAYYIDINA AMR BIN SALAMAH RA.

Amr bin Salamah RA tinggal di suatu daerah yang sering dilalui orang-orang yang akan ke Madinah atau kembali dari kota itu. Ia masih anak-anak ketika orang-orang menceritakan tentang Nabi SAW dan wahyu-wahyu yang beliau terima. Ternyata Allah memberikan kelebihan kepada Amr kemampuan untuk menghafal, sehingga dari pembicaraan tersebut ia bisa menghafal beberapa ayat-ayat Al Qur'an, walaupun ia belum memeluk Islam. Setelah Fathul Makkah, Amr dan ayahnya serta beberapa orang dari kaumnya segera memeluk Islam, mereka belajar tentang syariat dan peribadatan dalam Islam. Ketika tiba masalah shalat jamaah, dicarilah imam, yakni yang paling banyak dan baik hafalan Al Qur'annya. Dan ternyata Amr bin Salamah yang terpilih, karena ia telah banyak mengetahui dan menghafal Al Qur'an sebelumnya. Padahal ia yang paling muda saat itu.