Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2016

QISHAH : ISTERI-ISTERI RASULULLAH SAW.

Gambar
Secara umum, seorang lelaki muslim diperbolehkan atau diijinkan menikahi wanita muslimah lainnya hingga empat orang, tetapi bukan berarti disunnahkan. Al Qur’an sendiri menyarankan untuk menikahi hanya satu wanita saja jika tidak bisa berbuat adil, khususnya dalam hal yang bersifat lahiriah. Tetapi Rasulullah SAW diberi kekhususan, tidak hanya empat pernikahan. Bahkan tidak jarang Allah sendiri yang memerintahkan Nabi SAW untuk menikahi wanita tersebut, dan pada dasarnya Nabi SAW tidaklah menikahi seorang wanita kecuali diperintahkan atau diijinkan oleh Allah SWT. Riwayat paling masyhur, istri-istri Rasulullah sebanyak sebelas orang, yakni :  1.  Khadijah binti Khuwailid RA  2.  Saudah binti Zam'ah RA  3.  Aisyah binti Abu Bakar RA (Khumaira)  4.  Hafshah binti Umar bin Khathhab RA  5.  Zainab binti Khuzaimah RA  6.  Ummu Salamah Hindun binti Abu Umayyah RA  7.  Zainab binti Jahsy bin Rayyab RA  8.  Juwairiyah binti Harits bin Abu Dhirar RA  9.  Ummu Habibah Ramla

QISHAH : SAYYIDINA KA'AB BIN MALIK RA.

Ka'ab bin Malik adalah salah seorang sahabat Anshar periode awal, karena ia telah berba'iat memeluk Islam di Aqabah, ketika Nabi SAW masih berada di Makkah. Ia tidak pernah tertinggal dalam berjihad bersama Rasulullah SAW, kecuali dalam perang Badar dan Tabuk. Tetapi ketertinggalannya dalam perang Tabuk merupakan musibah terbesar dalam hidupnya.  Ketika Nabi SAW menyeru untuk berjuang ke Tabuk, keadaannya sebenarnya cukup lapang, kekuatan, kendaraan dan perbekalan yang mencukupi semuanya tersedia. Ketika pasukan muslim telah bersiap, ia meminta ijin kepada Nabi SAW untuk mempersiapkan perbekalannya, tetapi sesampainya di rumah, ia tidak segera melakukannya. Fikirnya, itu gampang dilakukannya karena semuanya telah tersedia. Esok paginya, ketika Rasulullah SAW dan pasukannya telah berangkat, ia akan bersiap-siap, tetapi lagi-lagi ia menundanya. Ia fikir, kalau ia berangkat sore harinya ia akan bisa menyusul rombongan pasukan Nabi SAW. Tetapi sorenyapun ia tidak bisa melakukanny

QISHAH : JENAZAH AHLI SYURGA

Seorang lelaki meninggal dunia, Rasullullah SAW ikut serta dalam pengurusan jenazah orang tersebut. Ketika akan dishalatkan, Umar bin Khaththab yang memang terkenal kritis, berseru kepada Nabi SAW, "Wahai Rasullullah, janganlah engkau shalati dia, dia seorang penjahat." Mendengar ucapan dan sikap Umar ini, Rasulullah SAW menghadapkan diri pada khalayak, dan menanyakan kalau ada seseorang yang melihat jenazah ini pernah melakukan suatu amalan Islam selama hidupnya. Seseorang berkata, "Benar Rasulullah, saya pernah meronda malam bersamanya di medan jihad." Nabi SAW menyalatkan jenazahnya dan menaburkan debu (pasir) kepadanya, kemudian beliau bersabda, "Sahabat-sahabatmu mengira engkau adalah ahli neraka, dan aku bersaksi bahwa engkau adalah ahli surga." Lalu beliau berpaling kepada Umar dan bersabda, "Janganlah kamu bertanya mengenai amalan manusia, tetapi bertanyalah tentang fitrahnya." Maksud Rasulullah SAW adalah mencegah agar Umar, dan kita

QISHAH : SAYYIDINA JARIR BIN ABDULLAH RA.

Jarir bin Abdullah termasuk kalangan sahabat yang memeluk Islam pada masa-masa akhir, yakni mereka yang memeluk Islam setelah terjadinya Fatkhul Makkah, dimana kekuatan Islam yang bermarkas di Madinah mulai diakui dan ditakuti oleh masyarakat di Jazirah Arabia dan sekitarnya, termasuk Romawi dan Persia.  Ketika datang kepada Nabi SAW untuk berba'iat, Jarir mengatakan akan selalu mendengar dan taat, baik pada hal yang disukainya, atau hal yang dibencinya. Mendengar hal itu, Nabi SAW bersabda, "Apakah kamu mampu melakukannya? Berhatilah-hatilah! Lebih baik engkau katakan : Dalam hal yang aku mampu melakukannya."           Ini adalah bentuk kasih sayang dan kelembutan Nabi SAW atas umatnya, beliau tidak ingin membebani pada umatnya, sesuatu yang mereka tidak mampu. Maka Jarir meralat ba'iatnya sesuai dengan yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW, dan juga berba'iat untuk menasehati kaum muslimin.  Suatu ketika Nabi SAW bersabda kepadanya, "Mengapa tidak engkau s

QISHAH : SAYYIDINA JA'FAR BIN ABDULLAH RA.

Jabir bin Abdullah adalah seorang sahabat Anshar yang cukup banyak meriwayatkan hadits-hadits Nabi SAW. Ia putra salah seorang pahlawan Uhud yang syahid dalam pertempuran tersebut, yaitu Abdullah bin Amr bin Haram. Ketika Nabi SAW menghimpun pasukan ke Uhud, ia sebenarnya ikut “mendaftarkan diri” menjadi mujahid dalam pertempuran tersebut bersama ayahnya, tetapi Nabi SAW hanya mengijinkan salah satunya. Akhirnya Jabir mengalah dan mendahulukan ayahnya untuk mengikuti Perang Uhud.  Sepulangnya dari perang Uhud, hanya semalam tinggal di Madinah, Nabi SAW kembali menghimpun pasukan untuk mengejar kaum musyrikin Makkah yang dipimpin oleh Abu Sufyan bin Harb. Cukup banyak yang ingin bergabung, termasuk sekitar tigaratus kaum munafiqin pimpinan Abdullah bin Ubay, yang dalam perang Uhud mereka “ngacir’ (pulang dahulu, desersi) sebelum pertempuran dimulai. Tetapi dengan tegas Nabi SAW bersabda, "Yang boleh bergabung dalam pasukan ini, hanyalah orang-orang yang sebelumnya mengikuti perang

QISHAH : SAYYIDINA JA'FAR BIN ABU THALIB RA.

Ja'far bin Abu Thalib masih saudara sepupu Rasulullah SAW, putra dari Abu Thalib, paman yang mengasuh beliau dari kecil, dan menjadi pelindung Nabi SAW dan dakwah Islamiah ketika masih di Makkah, walaupun akhirnya meninggal dalam kekafiran. Nabi SAW sangat menyayangi Ja’far karena ia termasuk sahabat yang paling mirip dengan beliau. Beliau sendiri pernah bersabda kepadanya, “Engkau adalah yang paling mirip dengan akhlak dan rupaku!!” Ja’far dan istrinya, Amma binti Umais memeluk Islam pada masa-masa awal di Makkah. Tak pelak lagi mereka mendapat tekanan dan siksaan dari para pembesar kafir Quraisy. Memang tidak seberat dialami para budak seperti Bilal, Ammar bin Yasir, Khabbat bin Aratt dan beberapa lainnya. Tetapi kehidupan mereka di tanah kelahirannya sendiri menjadi tidak nyaman dan tidak bisa bebas melaksanakan ajaran agama barunya tersebut. Karena itu, ketika  Nabi SAW menghimbau sahabat-sahabatnya untuk berhijrah ke Habasyah (Ethiopia), Ja'far dan istrinya segera menyamb

QISHAH : SAYYIDINA IYAZ BIN MUADZ RA.

Iyas bin Mu'adz adalah seorang pemuda dari Bani Abdul Asyhal, salah satu kabilah Suku Khazraj di Madinah. Suatu ketika ia diajak oleh Abul Haisar Anas bin Rafi bersama beberapa pemuda lainnya dari Bani Abul Asyhal, untuk menemui kaum Quraisy Makkah dalam rangka perjanjian kerjasama pertahanan. Saat itu Suku Khazraj sedang berperang dengan Suku Aus. Di Makkah rombongan ini didatangi oleh Rasulullah SAW, beliau menjelaskan tentang Islam dan mengajak mereka untuk memeluk agama Islam. Mendengar dakwah Nabi SAW tersebut. Iyas bin Mu'adz berkata, "Wahai kaumku, ini lebih baik daripada maksud kedatangan kalian (yakni untuk menjalin perjanjian kerjasama dengan orang-orang kafir Quraisy) !!" Anas bin Rafi sebagai pimpinan kelompok ini marah mendengarnya, dan melemparkan segengam pasir ke wajah Iyas. Iyas hanya terdiam dan Nabi SAW meninggalkan mereka. Beberapa waktu berlalu, terjadilah Perang Bu'ats di Madinah, perang saudara antara Suku Khazraj dan Suku Aus. Dalam pepe

QISHAH : SAYYIDINA ITBAN BIN MALIK RA.

Itban bin Malik RA adalah salah seorang sahabat Ahlul Badar, dan ia ditugaskan Nabi SAW untuk menjadi imam dalam shalat jamaah di masjid kaumnya, Bani Salim. Untuk sampai ke masjid/mushalla kaumnya itu, Itban harus melalui  suatu lembah. Jika turun hujan, ia mengalami kesulitan untuk melewati lembah tersebut, tetapi tetap saja ia melakukannya untuk sampai ke masjid dan melaksanakan tugas yang diberikan Rasulullah SAW kepadanya. Ketika usianya makin tua dan penglihatannya mulai berkurang, ia benar-benar merasa kesulitan untuk mendatangi masjid Bani Salim, terutama kalau sedang hujan, karena biasanya terjadi banjir atau banyaknya genangan air pada lembah yang harus dilaluinya. Karena itu ia bermaksud meminta keringanan kepada Nabi SAW atas tugas yang beliau berikan kepadanya. Apalagi di masjid Bani Salim tersebut telah ada beberapa orang lainnya yang bisa menggantikan tugasnya mengimami shalat jamaah. Itban bin Malik datang ke Madinah untuk menemui Rasulullah SAW, dan menyampaikan maks

QISHAH : SAYYIDINA IMRAN BIN HUSHAIN AL KUZAI

Imran bin Hushain al Khuzai, seorang sahabat dari Bani Khuza’ah yang telah memeluk Islam pada saat Nabi SAW masih berdakwah di Makkah. Ayahnya, Hushain bin Ubaid al Khuzai adalah seorang pemuka dan juga ilmuwan di antara kaumnya, yang juga sangat dihargai oleh kaum Quraisy Makkah. Suatu ketika ia sedang bersama Nabi SAW dan sahabat-sahabat lainnya, ketika ayahnya itu datang menemui Nabi SAW, atas permintaan kaum Quraisy. Imran segera memalingkan muka dan bersikap sinis melihat ayahnya tersebut. Ia sangat tahu kepandaian dan keahlian ayahnya dalam berdebat, dan ia sangat tidak rela jika Rasulullah SAW dibantah oleh ayahnya itu.              Tetapi setelah beberapa lamanya berbincang, akhirnya ayahnya tersebut menyerah dengan logika ketuhanan yang disampaikan Nabi SAW dan Hushain bin Ubaid mengucap syahadat menyatakan dirinya memeluk Islam. Imran kaget bercampur gembira, ia segera memeluk dan mencium kepala, tangan dan kaki ayahnya dengan penuh haru. Rasulullah SAW sendiri sampai ikut m

QISHAH : SAYYIDINA IKRIMAH BIN ABU JAHAL

Saat Fathul Makkah, Ikrimah bin Abu Jahl berusaha melarikan diri karena takut dengan pembalasan, akibat kerasnya sikap permusuhan yang dilakukannya kepada kaum muslimin. Di pesisir Tihamah, ia menaiki sebuah kapal yang akan membawanya ke daerah Yaman. Nakhkoda kapal terus mengatakan kepadanya agar ia menyucikan dirinya, ketika ditanyakan tentang apa yang harus dilakukannya, sang nakhkoda berkata, "Ucapkanlah kalimat Laa ilaaha illallaah."  "Tidak ada yang menyebabkan aku melarikan diri dari negeriku, kecuali dari kalimat tersebut," Kata Ikramah. Nakhkoda tetap berkeras, kalau tidak, ia tidak akan membawanya berlayar. Dalam keadaan ini, tiba-tiba ada suara memanggilnya, yang ternyata istrinya sendiri, Ummu Hakim binti Harits bin Hisyam, yang telah memeluk agama Islam. Ikrimah menghentikan pertengkarannya dengan sang nakhkoda dan berpaling pada istrinya. Ummu Hakim setengah berteriak berkata, "Wahai putra pamanku, aku telah datang kepadamu dari sisi orang yang

QISHAH : SAYYIDINA IBNU NATHUR DAN KAISAR HERAKLIUS ROMAWI

Ibnu Nathur adalah seorang uskup di  kota Iliya di Syam, salah satu daerah kekuasaan Kerajaan Romawi, ia juga sahabat sang Kaisar Romawi, Hiraqla (Hiraklius). Saat Hiraqla menerima surat seruan Nabi SAW untuk masuk Islam, yang dibawa sahabat Dihyah al Kalbi RA, ia mengkonfirmasi lebih lanjut surat beliau itu dengan Ibnu Nathur. Sang Uskup membacakan ayat-ayat Injil yang membenarkan Kenabian Nabi Muhammad SAW, kemudian ia menyatakan dirinya memeluk Islam.             Hiraqla termenung cukup lama setelah mendengar pandangan dan pendapat, bahkan sikap sahabatnya tersebut untuk memeluk Islam. Ia sendiri sebenarnya juga mengakui kenabian Rasulullah SAW, sebelum meminta pendapat Ibnu Nathur. Tetapi karena beberapa alasan, termasuk takut kehilangan kekuasaan, ia tidak mengikuti jejak sahabatnya tersebut.             Pada hari ahadnya setelah ia memeluk Islam, Ibnu Nathur tidak muncul untuk memberikan khutbah dan ceramah di gereja seperti biasanya, padahal ‘jamaahnya’ telah berkumpul. Begitu

ULAMA DAN TAWASSUL

Gambar
Nama-nama ulama' yang bertawassul kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم setelah beliau wafat : بيان بأسماء بعض الحفاظ والمحدثين ممن لهم نص صريح فى التوسل على سبيل الإجمالفمنهم : الإمام أحمد ومحمد بن المنكدر والدارمى وابن أبجر والمروزى وإبراهيم الحربى والمحاملى وأبو زرعة الرازى والكلاباذى وابن أسلم الطوسى وأبو على الخلال وابن حبان والطبرانى وابن المقرئ الأصبهانى وأبو الشيخ الأصبهانى واللالكائى وأبو عبد اللهالصفار الإسفرائينى وابن أبى الدنيا والحاكم والخطيب البغدادى والبيهقى وابن القيسرانى وابن عساكر وابن الجوزى والنووى وأبوزرعة العراقى والسلفى وابن الأبار وأبو الربيع بن سالم وعبد الحق الأشبيلى والمنذرى وعبد الغنى المقدسى والقضاعى والكلاعى ومحمد بن موسىالتلمسانى وابن كثير وأبو المحاسن بن حمزة الحسينى الدمشقى والعلائى وأبو الطيب المكى الفاسى وولى الدين العراقى والهيثمى وابن حجر العسقلانى والسخاوى وابن الجزرى والسيوطى وابن فهد وابن طولون والمناوى والعجلونى وعابد السندى ومحمد مرتضى الزبيدى واللكنوى أبو الحسناتذكر أسماء بعض الحفاظ والمحدثين المتوسلين بالنبى صلى الله عليه وس

DOSEN JIL VS MAHASISWA

Gambar
DOSEN JIL VS MAHASISWA DOSEN : "Saya bingung, banyak Umat Islam diseluruh dunia lebay.. Kenapa harus protes dan demo besar-besaran cuma karena tentara amerika m enginjak, meludahi dan mengencingi Al-Quran? Wong yang dibakar kan cuma kertas, cuma media tempat Quran ditulis saja kok... Yang Quran nya kan ada di Lauh Mahfuzh. Dasar ndeso. Saya kira banyak muslim yang mesti dicerdaskan." Meskipun pongah namun banyak mahasiswa yang setuju dengan pendapat dosen liberal ini. Memang Quran kan hakikatnya ada di Lauh Mahfuz. Tak lama sebuah langkah kaki memecah kesunyian kelas. Sang mahasiswa kreatif mendekati dosen kemudian mengambil diktat kuliah si dosen, dan membaca sedikit sambil sesekali menatap tajam si dosen. Kelas makin hening, para mahasiswa tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. MAHASISWA : "Wah, saya sangat terkesan dengan hasil analisa bapak yg ada disini." ujarnya sambil membolak balik halaman diktat tersebut. "Hhuuhhh...."

DAHSYATNYA DOA DUDUK DI ANTARA DUA SUJUD

Gambar
Ketika orang ditanya “do’a apakah yang paling sering dibaca oleh seorang muslim?”. Banyak yang menjawab dengan s alah. Begitu seringnya do’a itu dibaca, sehingga ketika sedang membaca do’a banyak yang tidak merasa berdo’a. Padahal do’a itu sangat dahsyat, mencakup kebutuhan kita didunia & akhirat serta dibaca minimal 17 kali setiap hari. ⭐  Do’a itu adalah "DO’A DIANTARA DUA SUJUD". Mari kita kaji makna-nya : ⭐  √ ROBIGHFIRLII. Wahai Tuhan ampunilah dosaku... Dosa adalah beban yang menyebabkan kita berat melangkah menuju ridho Allah SWT. Dosa adalah kotoran hati yang membuat hati kelam sehingga hati kita merasa berat untuk melakukan kebaikan. ⭐  √ WARHAMNII. Sayangilah aku... Kalau kita disayang Allah SWT, hidup akan terasa nyaman. Karena dengan kasih sayang Allah SWT akan dapat dicapai semua cita2. Dengan kasih sayang, nafsu kita akan terbimbing. ⭐  √ WAJBURNII. Tutupilah kekuranganku... Banyak sekali kekurangan kita. Kurang bersyukur, kurang sab

APA YANG KITA CARI DAN MENJADI TUJUAN DI DUNIA INI?

Gambar
Apa yg kita cari dalam hidup ini...? ◆Kita hidup di kebun  🐛 🐍 🌴  merindukan kota  🏢 🚌 ◆Kita hidup di kota  🏢 🚌  merindukan kebun..  🐛 🐍 🌴 ◆Kalau kemarau  ☀ kita tanya kapan hujan ☔ ? ◆Di musim hujan  ☔ kita tanya kapan kemarau ☀ ? ◆Diam di rumah 🏪  inginnya pergi ✈ ◆Setelah pergi✈ inginnya pulang ke rumah.. ◆Waktu tenang cari keramaian... ◆Waktu ramai cari ketenangan... ◆Ketika masih bujang mengeluh ingin nikah... Sudah berkeluarga, mengeluh belum punya anak, setelah punya anak mengeluh betapa beratnya biaya hidup dan pendidikan... Ternyata SESUATU itu tampak indah karena belum kita miliki... ◆Kapankah kebahagiaan didapatkan kalau kita hanya selalu memikirkan apa yang belum ada, tapi mengabaikan apa yang sudah kita miliki... Jadilah pribadi yang SELALU BERSYUKUR... dengan rahmat yang sudah kita miliki... Mungkinkah selembar daun yang kecil dapat menutupi bumi  yang luas ini..?? Menutupi telapak tangan saja sulit... Tapi kalo daun kecil ini nempe